GpGlBSW0TfG8TpY7TpOiTUz5Gd==

Mengenal Soenarto, Bupati Grobogan ke-14 yang Menggagas Trilogi Pembangunan Desa

Bupati Soenarto dan istri, Raden Ajoe. (Rijksmuseum/Khazanahgrobogan)

Khazanahgrobogan.com – Nama Soenarto sebagai Bupati Grobogan barangkali banyak masyarakat Grobogan saat ini yang tidak mengenalnya. Padahal Soenarto merupakan Bupati Grobogan yang menjabat cukup lama dan memiliki kiprah serta jasa besar dalam meletakkan pondasi pembangunan di Kabupaten Grobogan 

Soenarto adalah Bupati Grobogan yang ke-14, jika dihitung sejak Adipati Martapura atau Adipati Puger diangkat sebagai bupati Grobogan yang pertama pada 1726. Adapun jika dihitung sejak pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan dipindah ke Kota Purwodadi pada 1864, maka Soenarto adalah Bupati Grobogan yang ke-4.

Soenarto diangkat menjadi Bupati Grobogan pada tahun 1909 versi koran De Locomotief—koran pertama yang terbit di Semarang pada zaman Hindia Belanda yang berdiri pada 1851. Atau tahun 1908 menurut data yang termaktub di situs resmi pemerintah Kabupaten Grobogan, www.grobogan.go.id.  Soenarto purna tugas sebagai Bupati Grobogan tahun 1933.

Dengan demikian, bila merujuk pada data koran De Locomotief, maka Soenarto menjabat Bupati Grobogan selama 24 tahun. Adapun bila merujuk pada data Pemerintah Kabupaten Grobogan, maka Soenarto menjabat Bupati Grobogan selama 25 tahun. 

Saat menjadi Bupati Grobogan, Soenarto menunjukkan kinerja yang baik, bahkan mewariskan gagasan yang monumental.  Salah satu warisan intelektualnya adalah gagasannya yang populer dengan istilah “Trilogi Pembangunan Desa”, di mana di desa-desa harus ada: Sekolah Desa, Balai Desa, dan Lumbung Desa.

Lumbung desa digagas dalam rangka mengantisipasi datangnya paceklik. Dengan adanya lumbung desa, para petani memiliki tabungan padi ketika mereka gagal panen. Padi di lumbung itulah yang kemudian dipakai untuk menghadapi masa paceklik.

Pada perkembangannya, lumbung desa yang digagas oleh Soenarto selain untuk menyimpan padi, juga menyimpan uang. Saat Soenarto purna tugas sebagai Bupati Grobogan, setidaknya di setiap desa ada uang tunai dua juta gulden.

Potret sekolah desa di masa Bupati Soenarto. (Rijksmuseum/Khazanahgrobogan)
Adapun terkait sekolah desa, Soenarto menggulirkan gagasan itu sejak awal ia diangkat menjadi bupati. Bukan pekerjaan gampang mengembangkan sekolah desa pada masa itu. Namun berkat tangan dinginnya, sekolah desa cukup berkembang dengan menggembirakan.

Data menunjukkan, di akhir masa jabatannya pada tahun 1933, dari 142 desa yang ada di Kabupaten Grobogan, sudah ada 136 desa yang memiliki sekolah desa.

Selain program lumbung desa dan sekolah desa, Soenarto juga sangat memperhatikan nasib warganya yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Untuk mendukung pertanian warganya, Soenarto memberikan bantuan bibit dan pupuk. Warga baru membayarnya nanti jika sudah panen.

Gagasan dan terobosan Bupati Soenarto dalam upaya memajukan Grobogan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya itu diapresiasi oleh pemerintah kolonial. Sederet penghargaan pun diberikan kepada Soenarto.


Di antaranya, pada tahun 1928, Bupati Soenarto mendapat bintang emas. Lima tahun kemudian, di penghujung masa jabatannya sebagai Bupati Grobogan pada tahun 1933, ia diberi kenaikan pangkat sebagai “pangeran”. Bupati Soenarto juga berhak membawa songsong emas, yaitu payung kebesaran berlapis emas.

Menurut koran De Locomotif, songsong emas merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda dan diberikan hanya pada kasus luar biasa. Dan Bupati Soenarto adalah satu-satunya bupati yang mendapat penghargaan tertinggi itu.

Setelah tidak lagi menjabat Bupati Grobogan, Soenarto menikmati masa tuanya di kota Salatiga. Ia meninggal dunia pada hari Selasa, 21 Januari 1936 karena sakit. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Sido Mukti, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi.

Meski sosoknya tidak dikenal masyarakat Grobogan saat ini, namun sejarah telah mencatat dengan tinta emas, kiprah dan jasa besar Pangeran Aryo Soenarto dalam upaya memajukan Kabupaten Grobogan di masa kepemimpinannya. (BMA – Redaksi Khazanah Grobogan)

 



Jasaview.id

Type above and press Enter to search.