GpGlBSW0TfG8TpY7TpOiTUz5Gd==

Smartfren Community Grobogan Gelar Workshop Jurnalisme Warga

Wartawan Murianews.com, Saiful Anwar, saat menyampaikan materi Teknik Memproduksi Berita pada Workshop Jurnalis Warga yang diadakan oleh Smartfren Community Grobogan pada Minggu (25/2/2024). (Irkamasnawi/Khazanahgrobogan)
Khazanahgrobogan.com – Minggu (25/2/2024) Smartfren Community Grobogan mengadakan acara Workshop Jurnalisme Warga bertajuk “Menjadi Jurnalis Warga yang Efektif” di Hall Swalayan Luwes Purwodadi. Workshop yang diikuti 30-an peserta itu menghadirkan narasumber wartawan Murianews.com, Saiful Anwar.

Leader Smartfren Community Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti, dalam sambutan pembukanya menyatakan, workshop diadakan dalam rangka membekali peserta kemampuan jurnalisme di tengah derasnya arus perkembangan media sosial.

Menurutnya, era media sosial telah menjadikan setiap orang begitu gampang melakukan share informasi, baik informasi itu diproduksinya sendiri maupun hasil produksi orang lain. Sayangnya, produksi informasi dan semangat berbagi itu acap tidak diimbangi kemampuan menghimpun data, menganalisis dan memverifikasi data serta menuliskannya secara efektif.

“Sehingga yang terjadi bukannya informasi yang mencerahkan, justru sering terjebak kepada potensi penyebaran hoaks dan fitnah, bahkan lebih jauh ujaran kebencian,” jelas pria yang akrab disapa Asti itu.

Asti menjelaskan, jurnalisme warga adalah proses jurnalisme yang dilakukan oleh warga biasa, bukan dilakukan oleh seorang jurnalis profesional. Kendati dikerjakan oleh warga biasa, seseorang yang terlibat dalam proses jurnalisme harus memperhatikan kaedah dan kode etik jurnalistik. Sehingga informasi yang disampaikannya betul-betul bermanfaat dan mencerahkan masyarakat, bukan sebaliknya.

Setiap Orang Bisa Jadi Jurnalis

Peserta Woekshop Jurnalisme Warga berfoto bersama seusai acara. (Irkamasnawi/Khazanahgrobogan)
Sementara itu, dalam paparannya, Saiful Anwar menyatakan, setiap orang bisa menjadi jurnalis atau wartawan. Beda jurnalis profesional dan jurnalis warga terletak pada medianya. Juga pada aspek perlindungan hukum. Seorang jurnalis profesional dalam kerja jurnalismenya dilindungi undang-undang pers, sementara jurnalis warga tidak.

Selanjutnya Saiful Anwar memaparkan cara kerja jurnalis dalam memproduksi berita, sejak menghimpun data di lapangan melalui observasi, wawancara, dan riset. Menurutnya, wawancara adalah ujung tombak wartawan.

“Saat wawancara, ajukan pertanyaan secara terbuka kepada narasumber, berikan umpan balik jawaban narasumber, dan korek sebanyak-banyaknya informasi dari narasumber,” jelas Saiful Anwar yang juga pengurus Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Grobogan.

Di sisi lain, Saiful Anwar menyatakan bahwa seorang jurnalis dalam bekerja harus bersikap skeptis. Artinya, seorang jurnalis jangan terlalu percaya kepada narasumber. Bandingkan dengan sumber yang lain. Juga bandingkan dengan pengamatan langsung di lapangan. Tujuannya, tentu agar tidak terjebak kepada informasi yang bias atau sepihak.

Salah seorang peserta Workshop Jurnalisme Warga tampak mengajukan pertanyaan kepada narasumber. (Irkamasnawi/Khazanahgrobogan)
Setelah pemaparan materi, dilanjutkan diskusi dan sharing terkait jurnalisme warga. Sejumlah peserta nampak antusias menyampaikan pertanyaan dan sejumlah kasus yang mereka hadapi saat mencoba melakukan kritik sosial melalui jurnalisme warga.

Leader Smartfren Community Grobogan Badiatul Muchlisin Asti menyatakan, workshop tidak hanya berhenti pada pertemuan ini saja. “Peserta akan mendapatkan bimbingan secara daring melalui WAG, sehingga diharapkan peserta benar-benar bisa ikut serta berpartisipasi dalam pengelolaan informasi melalui jurnalisme warga yang efektif,” tutur Asti. (BMA – Redaksi Khazanah Grobogan)

 



Jasaview.id

Type above and press Enter to search.