Anak-anak dari Padhepokan Adhem Ayom Ayem asuhan Mbah Raden saat tampil dalam event Mrapen Culture Festival #1. (BMA/Khazanahgrobogan) |
Kondisi itu memantik keprihatinan para eksponen muda yang tergabung dalam Komunitas I Love Gubug (KILG). Mereka kemudian berinisiatif menggelar Mrapen Culture Festival #1 selama 3 hari, 28-30 Desember 2023 sebagai upaya untuk melejitkan kembali pamor objek wisata Api Abadi Mrapen.
Inisiator sekaligus Ketua Panitia Mrapen Culture Festival #1, Muh. Umar, menyatakan, festival dihelat berawal dari keprihatinannya melihat sepinya pengunjung Api Abadi Mrapen, padahal bangunannya sudah mumpuni dan bagus. Di sisi lain, dorongan menghelat festival karena ia merasa mendapat tantangan saat mengikuti bimtek pengembangan kompetensi pelaku wisata Grobogan yang dihelat oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) di Hotel 21 Purwodadi beberapa waktu lalu.
“Kenapa Grobogan tidak ada event kepariwisataan berlevel
nasional, padahal Grobogan memiliki banyak destinasi wisata atau situs yang
melegenda bahkan sampai ke tingkat internasional,” tutur pria yang akrab disapa
Umar itu.
Dengan dihelatnya Mrapen Culture Festival, Umar berharap dapat menjadi titik awal bangkitnya kembali objek wisata Api Abadi Mrapen. “Semoga (dengan digelarnya festival) Api Abadi Mrapen kembali bersinar, ramai dikunjungi wisatawan, dan berkibar di kancah nasional,” harap Umar.
Mrapen Culture Festival #1 sendiri dimeriahkan beragam acara
dan hiburan menarik, antara lain bazar UMKM, senam aerobik, pentas seni tari,
seni barong, seni hadrah, rampak gendang, dan live music. Dihelat juga
acara Kenduri Mrapen yang mengupas asal-usul Api Mrapen dari sisi legenda dan
sejarah dengan menghadirkan narasumber Annas Rofiqi (juru pelihara Api Abadi
Mrapen), Prayit (guru sejarah), dan Mbah Raden (budayawan). (BMA – Redaksi
Khazanah Grobogan)