GpGlBSW0TfG8TpY7TpOiTUz5Gd==

Djoko Pekik, Pelukis Kenamaan Asal Grobogan Tutup Usia

Djoko Pekik. (Foto: Istimewa)
Khazanahgrobogan.com - Djoko Pekik, pelukis kenamaan Indonesia, tutup usia pada Sabtu (12/8/2023). Maestro lukisan realis-ekspresif ini meninggal dunia pada usia 86 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih, Kota Yogyakarta.

Semasa hidup, Djoko Pekik dijuluki "Pelukis Satu Milyar" karena harga lukisannya menembus angka 1 milyar rupiah. Djoko Pekik berasal dari Grobogan. Lahir di Grobogan, 2 Januari 1938. Kedua orangtunya petani miskin, sehingga saat kecil Djoko Pekik biasa membantu orangtuanya.

Meski pernah menempuh studi di Akademisi Seni Rupa Indonesia (ASRI), namun talenta melukisnya tidak diasah di sini. Melainkan di Sanggar Bumi Tarung yang merupakan sanggar yang berada di bawah asuhan LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Keaktifannya di LEKRA juga yang menjadikan Djoko Pekik sempat merasakan pengapnya jeruji besi. Djoko Pekik menjadi tahanan politik mulai 8 November 1965 hingga tahun 1972.

Saat menjadi tahanan kota, Djoko Pekik sempat melangsungkan pernikahan dengan pujaan hatinya C.H. Tini Purwaningsih (1970). Sempat menghidupi keluarga dengan menjahit, namun kemudian namanya berkibar dan mendulang pundi-pundi rupiah berkah dari lukisan-lukisannya. 

"Lukisan Indonesia 1998: Berburu Celeng" merupakan lukisan yang melambungkan namanya dalam pameran lukisan di Jogjakarta pada tahun 1999 karena lukisan ini terjual dengan harga satu milyar rupiah. Dari sinilah ia kemudian dijuluki "Pelukis Satu Milyar".

 

Djoko Pekik saat hadir di acara Melukis Bareng Djoko Pekik di Gedung Dewi Sri Purwodadi, Maret 2023 lalu. (Foto: FB Amin Hidayat)

Selanjutnya, ada lukisan triloginya yang baginya merupakan karya yang paling mengesankan dari ratusan karyanya. Lukisan tersebut adalah "Indonesia 1998: Berburu Celeng", "Susu Raja Celeng" serta "Tanpa Bunga dan Telegram Duka Cita".

Lukisan Djoko Pekik merupakan bentuk dari teriakannya terhadap kungkungan orde baru dan bentuk protesnya terhadap kondisi sosial. Selama hidupnya Djoko Pekik menghasilkan kurang lebih 300 karya. 

Setelah ia keluar dari LEKRA, ia menghasilkan karya yang berjudul "WTS Nagih Janji" pada tahun 1966. Tahun 1988 melukis lukisan berjudul "Tukang Becak Main Kartu". Selanjutnya pada 6 Januari 1990, karya lukisannya berjudul "Trumpet Seller" dengan ukuran 96x132 cm. 

Pada 1994, berjudul "Termenung". Pada tahun 1996 ia menghasilkan tiga karya yakni, "Dua Termenung", "Susu Radja Celeng", dan "Wajah Cemberong". Kemudian pada tahun 1998 ia menghasilkan karya dengan judul "Woman". 

Pada tahun 1999 merupakan tahun terbaiknya karena pada tahun ini karya yang ia hasilkan mampu dihargai sebesar satu milyar dan membuat dirinya terkenal, karya tersebut adalah "Indonesia 1998: Berburu Celeng" dan "Persiapan Pentas". 

Pada tahun 2000 ia juga mampu menjual karya yang berjudul "Menjelang Pentas" serta "A Performance" pada tahun yang sama. Pada tahun 2003 ia menghasilkan dua karya yakni "Penari Topeng" dan "Awal Bencana di Lintang Kemukas 1965". Kemudian pada tanggal 22 Maret 2004 ia menghasilkan karya berjudul "Ledak Gogik", pada 11 Juni 2004 dua karya ia selesaikan yakni "Raksasa Mata Satu" dan "Wanita Jawa".

Selain itu, beberapa karya lukisan Djoko Pekik yang lain adalah "Yes I am a Whore", "Becak Driver is Being Baby", "Alit Ambara", "Bumi Tarung", "Dalang", "Drinking a Glass of Syrup", "Pasangan Hidup", "Small Stone Seeker", "Tak Seorangpun Pulang", "Wearing a Stagen", "Tayub", "The Guardian", "Traditional Games Seller", dan lainnya.

Maret 2023 lalu, Djoko Pekik hadir di kota Purwodadi dalam acara Melukis bareng Djoko Pekik yang diadakan oleh PGRI Kabupaten Grobogan. Acara digelar di Gedung Serba Guna Dewi Sri, Jalan MH Thamrin, Purwodadi, pada Jumat (10/3/2023). Kegiatan digelar dalam rangka turut memeriahkan Hari Jadi ke-297 Kabupaten Grobogan.

Selamat jalan Djoko Pekik. Karya-karyamu akan terus dikenang. (BMA – Khazanah Grobogan)

 



Jasaview.id

Type above and press Enter to search.