Khazanahgrobogan.com – Raudlatul Athfal Islam Terpadu (RAIT) Ilma Nafia Godong mengadakan haflah akhirussannah ke XIV di Gedung Pertemuan Desa Godong, pada Selasa (20/6/2023). Acara haflah dihadiri Ketua Yayasan Mutiara Ilma Nafia Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti; Kepala RAIT Ilma Nafia Godong, Laela Nurisysyafa’ah, S.Psi, beserta seluruh jajaran dewan guru; serta wali murid kelas B yang anaknya dilepas karena telah menyelesaikan pendidikan selama 2 tahun.
“Mengingat tempat haflah yang terbatas, maka kami tidak bisa mengundang seluruh wali murid. Melainkan hanya mengundang wali murid kelas B yang anaknya dilepas,” tutur Kepala RAIT Ilma Nafia Godong, Laela Nurisysyafa’ah.
Acara haflah diawali dengan tilawah Al-Quran oleh Ust. Anharul Huda, S.Ag dan dilanjut dengan parada tahfiz surat pendek dan hadits pilihan oleh perwakilan siswa kelas A, baru kemudian dilanjut dengan prosesi wisuda atau pelepasan. Dalam rangkaian prosesi pelepasan, para siswa yang dilepas juga menampilkan kemampuan dalam menghafal surat-surat pendek.
Ki Ompong Sudarsono, pendiri Dolanan Bocar Ngisor Pring Temanggung, saat beraksi mendongeng di acara Haflah Akhirussannah ke XIV RAIT Ilma Nafia Godong. (Foto: istimewa) |
Ada yang unik dari acara haflah akhirussannah RAIT Ilma Nafia Godong kali ini. Biasanya haflah dimeriahkan dengan menghadirkan pendongeng atau juru kisah dari Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI), namun kali ini menghadirkan pendongeng dari kalangan seniman dalang kontemporer, yaitu Ki Ompong Sudarsono dari Temanggung.
Menurut Laela Nurisysyafa’ah, selain ingin menampilkan edutainment yang berbeda, juga ingin mengenalkan anak-anak tentang wayang sebagai salah satu warisan budaya bangsa. Sebelum sesi dongeng, perwakilan siswi kelas A unjuk kebolehan dalam menghafal doa-doa pilihan sehari-hari.
Ketua Yasayan Mutiara Ilma Nafia Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti, berharap RAIT Ilma Nafia Godong dapat terus mempersembahkan layanan pendidikan yang berkualitas sebagai wujud kebutuhan mempersiapkan anak-anak yang tidak hanya saleh, tapi juga muslih.
“Anak-anak yang tidak hanya saleh untuk dirinya sendiri, tapi juga cerdas, kreatif, dan memiliki kontribusi positif untuk kemajuan masyarakat di masa yang akan datang,” terang Badiatul. (Redaksi – Khazanahgrobogan.com)