GpGlBSW0TfG8TpY7TpOiTUz5Gd==

Memorabilia Pecel Gambringan: Sajak-sajak Badiatul Muchlisin Asti

Foto repro oleh BMA
Memorabilia Pecel Gambringan

/1/
sepincuk nasi pecel
dalam lipatan waktu
pada selembar foto yang pudar
disantap di atas gerbong kereta
yang berlari mengejar angin

/2/
pagi-pagi buta
perempuan-perempuan menjajakan nasi pecelnya
di antara lajur rel kereta
para musafir mengerumuninya
antre sepincuk nasi pecel
untuk bekal berkelahi dengan kehidupan

/3/
sepincuk nasi pecel itu
kini menjelma memorabilia
syair kenangan yang menyisakan banyak jejak
pada suatu masa yang pernah ada
di atas gerbong atau di antara lajur rel kereta

/4/
sepincuk nasi pecel
sepotong telur dadar
sepotong bakwan dan mendoan
rempeyek paru dan segelas teh hangat
menjadi sajian pagi
di hati yang direjam rindu

Toroh, 2019

 

Lelaki Penjaga Rindu

Kusebut ia lelaki penjaga rindu
Yang setia merawat rindu
Dari waktu ke waktu
Sampai masa tak tentu

Ia tinggal di kota rindu (katanya)
Rumahnya (mungkin juga) beratap rindu
Juga dinding dan lantainya
Sehingga hidupnya dibalut rindu

Kusebut ia lelaki penjaga rindu
Pengelana kata yang setia
Merangkai rindu menjadi jejak-jejak kata
Menuntaskannya entah sampai bilamana

Pesan ini telah dihapus, begitu suatu ketika
Sebuah pesan terhapus di jejaring sosial media
“Apakah rindu bisa dihapus?” Tanyanya
Hanya lelaki penjaga rindu yang tahu jawabnya
(gumamku)

Bugel, 25 Juli 2019

 

Saat Senja Merona Jingga

Saat senja merona jingga
Jagat raya memekarkan pesona
Beribu puisi disulam pujangga
Mengabadikan senja dalam bait-bait kata

Saat senja merona jingga
Hatiku merayakan rindu
Pada kenangan-kenangan lalu
Yang tetiba menari di ingatan jiwa

Saat senja merona jingga
Apalah arti cerita-cerita itu
Kecuali sekedar kenangan
Yang merias satu etape perjalanan

Saat senja merona jingga
Satu demi satu cerita menyeruak
Menggigilkan rindu jiwa
Di hati yang bergolak diamuk ombak

Bugel, 2019

 

Tahajud

Malam menenun gulita
Rembulan meredup
     di sela dedaunan pohon mangga
Dingin yang menjalar lembut
     menggigilkan rindu
Mengkhusukkan doa yang membumbung
     ke langit lapis tujuh
Angin mengkhatamkan zikir
Menutup tahajud dengan witir sepoi-sepoi

Rumput-rumput melafal doa
Dedaunan bertasbih
Jalanan sunyi
Menyambut fajar sidik yang sebentar tiba
Azan subuh berkumandang
Semesta menguntai jiwa
     yang damai dalam pelukan Ar-Rahman

Bugel, 2019


Sajak Perempuan Penjual Gorengan

Lagi kaudengar lagi seorang bupati
Dicokok komisi pemberantasan korupsi
Kilat amarah menyambar hati
Yang karib dengan kabar runtah
Perilaku tengik pejabat bedebah

Kabar bupati korupsi dimuat koran-koran
Tersiar di internet radio dan televisi
Juga di lapak perempuan penjual gorengan
Yang mengumpulkan rupiah demi rupiah
Dengan amatlah payah

Perempuan penjual gorengan itu
Pagi-pagi gelap menenun rupiah
Dari bakwan tempe dan mendoan
Ia memilih marwah menolak mewah
Anti gaya hidup para durjana laknatullah

Bugel, 2019

 



Jasaview.id

Type above and press Enter to search.