GpGlBSW0TfG8TpY7TpOiTUz5Gd==

Kiai Khoiron, Leluhur Gus Dur yang Dimakamkan di Ngroto Gubug Grobogan

 

Ziarah makam Kiai Khoiron di pemakaman umum Desa Ngroto, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah. (Khazanahgrobogan/BMA)

Khazanahgrobogan - Adalah Khoiron atau Choiron—pemuda asal Tingkir, Salatiga—yang  nyantri di pondok pesantren pedukuhan Ngroto (Gubug) yang saat itu diasuh oleh Kiai Sirajudin atau Syekh Sirajudin. Khoiron adalah santri yang sangat menonjol berkat ketekunannya mengaji. Ia juga paling pandai di antara santri lain yang belajar di pondok pesantren tersebut.

Selepas menamatkan mengajinya di pondok pesantren Ngroto, Khoiron dipercaya oleh Kiai Sirajudin untuk ikut membantu mengajar di pondok pesantren Ngroto. Kemudian jadilah ia seorang kiai dan menetap di Ngroto. Banyak masyarakat yang mengaji kepada Kiai Khoiron. Konon, karena tubuhnya yang kecil dan pendek, banyak warga yang memanggil beliau dengan sebutan “Kiai Gareng” atau “Mbah Gareng”.

Kiai Khoiron atau Mbah Gareng menikah dengan seorang gadis Ngroto. Dari pernikahannya itu, ia mempunyai dua orang putra, bernama Asngari dan Asy’ari. Sejak kecil, kedua kakak beradik itu dididik sendiri oleh Kiai Khoiron dengan harapan kelak keduanya juga menjadi seorang kiai atau ulama.

Salah seorang putranya yang bernama Asy’ari, setelah mendalami agama dari ayahnya, ia meneruskan mengaji ke luar daerah. Pondok pesantren di daerah Jawa Timur yang menjadi tujuannya. Saat itu Jawa Timur memang sudah dikenal sebagai gudang pondok pesantren di tanah Jawa. Adapun Asngari tetap bertahan di Ngroto.

Pengkaji sejarah asal Gubug, Heru Hardono, menyatakan, saat itu Asy’ari merantau untuk memperdalam ilmu agama ke daerah Tuban dan lalu menetap di Jombang. Dari putra Kiai Khoiron alias Mbah Gareng yang bernama Asy’ari inilah, kemudian menurunkan Kiai Hasyim Asyari yang dikenal sebagai tokoh pendiri ormas Nahdlatul Ulama (NU)—yang  merupakan kakek dari KH. Abdurahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur.

Silsilahnya berlanjut dari Kiai Hasyim Asyhari menurunkan Kiai Wahid Hasyim yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI dan selanjutnya Kiai Wahid Hasyim menurunkan KH. Abdurahman Wahid alias Gusdur, Presiden RI ke-4.

Sedangkan Asngari, putra Kiai Khoiron yang lain, yang tetap tinggal di Ngroto, menurunkan Baedlowi—Kades Ngroto pertama. Kemudian Baedlowi menurunkan Kiai Sukemi. Lalu Kiai Sukemi menurunkan Kiai Zuhri atau Mbah Zuhri—yang kelak dikenal sebagai seorang ulama kharismatik yang mukim di Kuwaron, Gubug.

Kiai Khoiron sendiri mengabdikan hidupnya berdakwah di Ngroto hingga wafatnya. Saat ini, makam Kiai Khoiron masih bisa dijumpai di pemakaman Desa Ngroto, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Semasa hidup, Gus Dur pernah berzirah ke makam leluhurnya tersebut. Dan pada akhir September 2019, putri Gusdur, Yenni Wahid, juga berziarah ke makam Kiai Khoiron selepas acara pengajian akbar di Alun-alun Purwodadi yang dihelat Pengurus Cabang Muslimat NU Kabupaten Grobogan.

 



Jasaview.id

Type above and press Enter to search.