![]() |
Tugu Selamat Datang measuki Koto Purwodadi. (Foto: Wikimedia Commons/Puryono) |
Khazanahgrobogan - Asal-usul nama Grobogan sudah tidak asing bagi warga Kabupaten Grobogan. Kata Grobogan konon berasal dari kata “grobog” atau sebuah kotak peti penyimpanan senjata ataupun perhiasan. Seperti yang telah diceritakan di tulisan sebelumnya, asal-usul Grobogan berawal dari kemenangan yang diperoleh pasukan Demak di bawah kepemimpinan Sunan Ngundung atas Kerajaan Majapahit.
Pasukan Demak memperoleh banyak senjata pusaka Kerajaan Majapahit, lalu
senjata-senjata itu dimasukkan ke dalam grobog dan dibawa pulang ke Demak.
Dalam perjalanan pulang itulah, grobog tersebut tertinggal. Akhirnya, oleh
Sunan Ngundung, daerah tempat di mana grobog tertinggal diberi nama Grobogan.
Meskipun kisah tersebut sangat masyhur, namun masih ada beberapa versi dari
kisah asal-usul nama Grobogan. Pengkaji sejarah asal Gubug, Heru Hardono atau
yang akrab disapa Mbah Bejo, misalnya, menolak kisah tersebut dan menurutnya,
kisah tersebut perlu dikritisi dan diluruskan. Karena menurut sejarah, Sunan
Ngundung justru meninggal dunia saat memimpin penyerangan ke Majapahit.
Sunan Ngudung wafat dibunuh Raden Kusen—adik Raden Patah dan dimakamkan di daerah Mojokerta, Jawa Timur. Jadi, dengan demikian—menurut Mbah Bejo, Sunan Ngundung tidak pulang ke Demak sambil membawa grobog dengan pasukannya.
Menurutnya, grobog yang menjadi asal usul Grobogan berasal dari grobog peninggalan prajurit Demak. Mereka berburu hewan hidup-hidup untuk dilepas di alun-alun dan dijadikan sasaran memanah oleh keluarga kerajaan.
Tempat Persembunyian Bandit
Versi berbeda disampaikan oleh Juru Kunci Makam Bupati Pertama Kabupaten
Grobogan, Adipati Martopuro atau Adipati Puger, Muhammad Ismail atau yang akrab
disapa Mbah Mail. Dalam sebuah kesempatan, sebagaimana yang dilansir oleh Ayosemarang.com,
ia mengatakan, pada awalnya Kelurahan Grobogan merupakan sebuah desa
terpencil di tengah hutan belantara. Daerah desa terpencil itu sering disebut
sebagai Grubuh dan merupakan tempat persembunyian para bandit dan perampok.
Menurutnya, dulu, kala Sunan Kalijaga melewati wilayah itu, selalu dibegal. Dan
diberikan grobog itu pada mereka. Namun, setiap kali grobog itu dibuka, selalu
kosong. Hingga akhirnya, para penduduk desa itu bertobat dan menjadi murid
Sunan Kalijaga. Dari kejadian itu, kemudian wilayah tersebut berubah namanya menjadi
Grobogan.
Namun, ada versi lain lagi yang diceritakan oleh Mbah Mail. Menurutnya, grobog yang menjadi cikal bakal nama Grobogan adalah kotak di mana disembunyikannya Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi. Mereka disembunyikan ke dalam kotak agar tidak diketahui Belanda saat akan dipulangkan.
Pada saat itu, menurutnya, Adipati Puger diminta Pakubuwana II untuk
memulangkan Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa dan Pangeran Mangku Bumi.
Saat tiba di daerah Grubuh, warga penasaran dengan isi kotak tersebut. Sebab,
dari daerah yang disebut Banawi hingga sampai Grubuh kotak tersebut diboyong.
Dua versi cerita itulah yang menjadi pegangan kakek yang akrab disapa Mbah Mail
itu. Versi lain yang mengatakan '”grobog” adalah kotak penyimpanan hewan buruan
tidak dibenarkannya. Sebab, menurutnya, pada masa itu tidak ada kotak yang
digunakan untuk menyimpan hewan buruan.
Selain itu, dikatakan Mbah Mail, Kelurahan Grobogan dulunya adalah pusat pemerintahan dari Kabupaten Grobogan. Namun, saat masa Bupati Adipati Martonagoro, pusat pemerintahan dipindahkan ke Kelurahan Purwodadi hingga sekarang.
Pemindahan itu ditandai dengan adanya surat Adhel dan Angger Nagari atau Angger Gunung yang memerintahkan bupati waktu itu untuk memindahkan pusat pemerintahan. Pemindahan itu terjadi pada 1864. Kala itu Adipati Martonagoro mendapatkan mandat untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Grobogan ke Purwodadi. (selesai).